Pendidikan

Dugaan Pelecehan Siswi Magang di Satpol PP Ketapang serta Sorotan Publik

231
×

Dugaan Pelecehan Siswi Magang di Satpol PP Ketapang serta Sorotan Publik

Sebarkan artikel ini

Ketapang,Kalbar,Pwktvnews — Dugaan pelecehan terhadap seorang siswi magang sebut saja Mawar (17) di Unit Kerja Pemerintahan (UKP) POL PP Ketapang memicu gelombang perhatian publik. Pengakuan korban yang disampaikan dalam wawancara ,pada 2 Desember 2025 berhadapan langsung dengan bantahan pejabat Satpol PP berinisial SA, sementara aktivis perempuan Ketapang menuntut penyelidikan transparan.

Korban Mengaku Dilecehkan: “Saya Gemetar Ketakutan”

Mawar mengungkap bahwa perilaku SA mulai terasa tidak wajar sejak ia kerap dipanggil ke ruangan dengan alasan pekerjaan dan diberi perhatian berlebih.
Pada 14 November, Mawar diajak berkeliling menggunakan mobil dinas SA hingga ke kawasan Sungai Awan, titik yang menurutnya menjadi momen paling mencekam.

“Saya menangis ketakutan saat dia mencoba menurunkan sandaran kursi saya. Saya berteriak, badan saya bergetar,” ujar Mawar.

Saat mobil berhenti di bawah sebuah pohon, Mawar mengaku SA memegang tangannya dan melakukan tindakan yang membuatnya semakin trauma.

“Dia memegang tangan saya. Saya takut dan menangis. Saya bahkan sempat dibaringkan,” ungkapnya.

Korban kini mengaku mengalami tekanan psikologis yang mempengaruhi rasa percaya diri dan proses belajar.

“Saya ingin proses ini tuntas. Saya ingin aman dan mendapatkan keadilan,” tegasnya.

Kantor Pol PP Ketapang

Versi SA: Akui Berkeliling, Bantah Ada Pelecehan

Mengutip laporan Harian Tribuana (21 November 2025), SA membenarkan bahwa ia membawa Mawar berkeliling hingga ke Sungai Awan.

Namun ia menegaskan bahwa tangisan Mawar dipicu persoalan keluarga, bukan karena dirinya.

“Dia menangis karena dimarahi abangnya,” ujar SA.

Terkait tindakan memegang bahu dan merebahkan kursi, SA menyebut itu dilakukan untuk “menenangkan”, bukan sebagai perbuatan asusila.

“Tidak ada pelecehan seperti yang dituduhkan,” tegasnya saat dikonfirmasi melalui telepon.

Aktivis Perempuan Nurhayati: “KPAI Ketapang Wajib Jemput Bola”

Pernyataan tegas datang dari aktivis perempuan Ketapang, Nurhayati, seperti dilansir Responsivekalbar (30 November 2025). Ia menyebut dugaan kasus ini harus menjadi perhatian serius lembaga perlindungan anak.

“KPAI wajib jemput bola mendampingi korban. Apa pun alibi pejabat yang diduga melecehkan siswi magang tersebut, itu sangat tidak pantas dan patut diduga melanggar prinsip ASN berintegritas,” ujar Nurhayati.

Ia mengungkap menerima informasi bahwa korban telah melapor kepada Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP, dan telah dibuatkan Berita Acara. Namun hingga kini, hasilnya belum diketahui.

“Kasus ini wajib diungkap secara transparan. Jangan sampai menjadi preseden buruk dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang bersih dan berakhlak,” tegasnya.

Publik Menanti Kejelasan

Dua versi cerita kini berdiri saling berseberangan:
Pengakuan Mawar yang menggambarkan ketakutan dan dugaan pelecehan.
Bantahan SA yang mengklaim tindakan itu bagian dari upaya menenangkan.

Desakan aktivis agar lembaga KPAI dan pemerintah daerah bergerak cepat serta transparan.

Dengan tekanan publik yang semakin menguat, masyarakat Ketapang menunggu langkah tegas instansi terkait

Apakah laporan ini akan ditangani secara menyeluruh, atau kembali hilang dalam senyap birokrasi?

Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *