Ketapang, Kalbar, Pwktvnews — Suasana pagi di sebuah warung kopi di bilangan lapangan Sepakat Kota Ketapang tampak akrab dan penuh canda. Di sudut meja dekat penjual kopi, seorang pria paruh baya tampak asyik berbincang dengan beberapa rekan sambil menikmati secangkir kopi hitam. Dialah Edi Rasidi, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Acik Sidi, Kepala Sekretariat DPD Partai Golkar Ketapang.
Dalam perbincangan santai bersama media ini, Edi berbagi pandangannya tentang makna Hari Sumpah Pemuda yang diperingati hari ini. Bagi pria kelahiran Ketapang tahun 1964 itu, semangat Sumpah Pemuda bukan sekadar seremonial tahunan, tapi cerminan tekad untuk terus menjaga persatuan di tengah perbedaan.
“Zaman boleh berubah, tapi semangatnya jangan hilang. Dulu para pemuda bersatu untuk melawan penjajahan, sekarang tugas kita menjaga persatuan dan membangun daerah,” ujar Acik Sidi sambil tersenyum.
Edi yang sudah lebih dari 30 tahun mengabdi di Partai Golkar Ketapang, mengaku banyak belajar tentang arti konsistensi dan loyalitas selama mendampingi kepemimpinan almarhum Morkes Effendi, salah satu tokoh senior Golkar di Kalimantan Barat.
“Saya dulu banyak belajar dari almarhum Pak Morkes. Beliau selalu bilang, politik itu bukan soal siapa yang paling hebat, tapi siapa yang mau berbuat untuk masyarakat,” kenang Edi.
Tak hanya itu, Edi juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam berorganisasi. Menurutnya, “Balance tidak pilih kasih bergaul dan tidak perhitungan, dan dianggap sebagai hobi dalam organisasi — itu rumus tetap eksis dalam dinamika organisasi, terutama ketika terjadi pergantian pemimpin.”

Selama kiprahnya di Partai Golkar, Edi telah mendampingi sejumlah tokoh penting seperti Drg. Joko Hartono, H. Morkes Effendi, Yaser Anshari, Martin Rantan, M. Febriadi, hingga kini mendampingi Plt. Prabasa Anantatur. Pengalaman dan loyalitas itulah yang membuatnya tetap konsisten dan dihormati lintas generasi di internal partai.
Di usia 65 tahun, Acik Sidi tetap aktif menjalankan tugas partai dan bersosialisasi dengan masyarakat. Ia dikenal rendah hati dan mudah diajak berdiskusi, terutama soal perkembangan politik di Ketapang.
Ketika ditanya soal pandangannya terhadap generasi muda, ia tak ragu menyampaikan harapannya agar anak muda Ketapang lebih berani tampil dan berperan di dunia politik.
“Anak-anak muda sekarang pintar, punya wawasan luas. Tinggal diarahkan saja. Jangan takut ikut organisasi atau partai. Kalau niatnya baik, politik itu ladang pengabdian,” katanya sambil menyesap kopi.
Obrolan pagi ini diakhiri dengan tawa ringan. Meski sederhana, pesan yang disampaikan Edi Rasidi mengandung makna mendalam: semangat Sumpah Pemuda bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk diteruskan oleh setiap generasi.
“Yang penting kita tetap satu tujuan — membangun Ketapang, membangun Indonesia,” tutupnya.












