Ketapang, Kalbar,Pwktvnews — Penonton meluapkan kekecewaan setelah panitia Bupati Cup 2025 menetapkan Kendawangan FC dan Popeye Tim sebagai juara bersama, keputusan yang dinilai sebagai langkah “aman” setelah laga final dihentikan hanya beberapa menit sejak kick-off akibat kericuhan antarpemain.
Komentar Penonton
Tole, warga Ketapang, mengatakan keputusan itu tak bisa diterima.
“Tak seharusnya ada kekerasan, apalagi pemainnya banyak diisi pemain bayaran yang biasa bermain di pertandingan besar, bahkan luar negeri,” ujarnya kecewa.
Saipul, penonton dari Sukabangun, menilai keputusan juara bersama menunjukkan buruknya pengelolaan pertandingan.
“Kami datang untuk menikmati sepak bola, bukan menyaksikan adu jotos. Kalau keributan dibiarkan berlarut, pasti ada korban penonton berhimpitan dan banyak ibu-ibu bawa anak kecil,” katanya.
Sejumlah penonton lainnya menilai keputusan juara bersama sebagai putusan tergesa-gesa dan pemaksaan dari panitia untuk meredam situasi, bukan penyelesaian yang adil.

Komentar Netizen
Di media sosial, reaksi pun beragam.
Seorang warganet menulis di Facebook: “Ikut turnamen silat saja biar puas hatinya.”
Netizen lain menambahkan: “Jangan heran, namanya juga sepak bola, kalau tidak ribut tidak asyik.”
Bahkan, ada yang lebih ekstrem: “Jangan ada lagi pertandingan sepak bola, nanti hanya jadi biang ribut dan memalukan.”
See also
Kick Off Bupati Cup 2025: Dari Ketapang untuk Sepak Bola Berprestasi
Kronologi Kericuhan
Kericuhan bermula dari sliding tackle pemain Kendawangan FC. Wasit awalnya mengeluarkan kartu kuning, namun mengubahnya menjadi kartu merah.Protes keras dari para pemain memicu perdebatan di tengah lapangan.
Ketegangan memuncak ketika kiper Kendawangan FC melepaskan jerseinya dan meninggalkan lapangan dalam keadaan emosional. Wasit kemudian mengeluarkan kartu merah kedua dan menghentikan pertandingan karena situasi tak terkendali.
Ribuan penonton yang sudah memadati Stadion Tentemak sejak siang hari merasa dirugikan, termasuk mereka yang datang dari luar kota demi menyaksikan final yang seharusnya menjadi laga puncak.

Dampak Keputusan Juara Bersama
Keputusan panitia menjadikan kedua tim sebagai juara bersama yang pertama dalam sejarah Bupati Cup di Ketapang tidak mampu meredam kekecewaan publik. Banyak yang menilai pertandingan gagal menghadirkan sportivitas dan penyelenggaraan profesional.
Turnamen yang seharusnya menjadi kebanggaan daerah itu justru ditutup dengan kekecewaan dan sorotan tajam terhadap manajemen kompetisi.




