Pendidikan

Kisruh Pertandingan Pencak Silat Bupati Cup 2025: Netralitas Wasit, Akurasi Digital Score, dan Banyaknya Cedera Atlet Disorot

90
×

Kisruh Pertandingan Pencak Silat Bupati Cup 2025: Netralitas Wasit, Akurasi Digital Score, dan Banyaknya Cedera Atlet Disorot

Sebarkan artikel ini

Ketapang, Kalbar, Pwktvnews – Pelaksanaan Jambore Pencak Silat Bupati Cup 2025 Ketapang di Lapangan Pelti Ketapang, Selasa (11/11/2025), diwarnai beragam sorotan tajam. Mulai dari dugaan ketidaknetralan wasit-juri, ketidakefektifan sistem Digital Score (DS), hingga meningkatnya jumlah pesilat yang mengalami cedera serius selama pertandingan.

Pertandingan antara M. Thufail Azmi, siswa kelas 12 SMA Darul Iftidai yang turun di kelas F remaja, melawan Fadhil dari perguruan Pagar Nusa, berakhir dengan skor 24–14 untuk kemenangan Thufail. Meski senang dengan hasil tersebut, Thufail menilai kinerja sebagian wasit dan juri perlu dievaluasi.

Beberapa wasit-juri yang tampak lalai. Kadang poin tidak langsung masuk atau tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan,” ujarnya.

M. Thufail Azmi, Atlet kelas F remaja setelah memenangkan pertandingan pada Event Bupati Cup 2025
M. Thufail Azmi, Atlet kelas F remaja setelah memenangkan pertandingan pada Event Bupati Cup 2025

Hal senada disampaikan H. Dedi, praktisi pencak silat Ketapang, yang menilai sistem penilaian digital belum berjalan efektif.

Sebaiknya tidak ada wasit atau juri dari perguruan peserta yang sedang bertanding. Saya melihat sendiri dua kali poin tidak muncul di monitor, tapi justru masuk ke lawan,” tegasnya.

Di tengah sorotan terhadap sistem penilaian, panitia pertandingan juga mencatat beberapa pesilat mengalami cedera cukup serius dan harus mendapatkan perawatan medis di RSUD dr. Agoesdjam Ketapang.
Dua di antaranya mengalami cedera berat, yakni patah jari tangan dan luka bibir dalam akibat pukulan keras ke wajah. Beberapa pesilat lain mengalami memar dan pingsan.

See also

Diduga Tilap Dana Desa Miliyaran Pj Kades dan Kades Alam Pakuan Bakal Diperiksa Kejagung

 

Menurut informasi yang diterima, sebagian besar cedera terjadi akibat kontak berlebihan serta kurangnya pengawasan wasit-juri dalam menghentikan pertandingan ketika situasi mulai membahayakan.

Seorang Atlet yang cedera sedang ditangani oleh tim medis
Seorang Atlet yang cedera sedang ditangani oleh tim medis

Anggota Wasit-Juri Provinsi Kalbar, Ibnu Rusdian Ilmiah, mengakui bahwa penyelenggaraan kali ini memang perlu evaluasi menyeluruh, baik dari sisi teknis, profesionalitas juri, maupun keselamatan atlet.

Kritik lain datang dari Iwan Kurniawan, Ketua Perguruan Buana. Ia menilai beberapa juri tidak menjalankan tugas secara optimal dan tampak kurang disiplin di lapangan.

Ada juri yang terlihat mengantuk saat bertugas. Panitia sebaiknya menugaskan juri dari luar perguruan peserta agar lebih netral. Saya juga melihat penilaian yang tidak muncul di monitor,” ujarnya dengan nada kesal.

Menanggapi berbagai keluhan tersebut, Ketua Dewan Wasit-Juri Provinsi Kalbar, Agus Purwanto, mengakui adanya sejumlah keterbatasan, termasuk soal jumlah wasit-juri di Ketapang yang masih minim. Kondisi itu membuat panitia terpaksa melibatkan juri dari perguruan yang ikut bertanding.

Kami memahami kritik ini. Ke depan, kami akan berupaya menambah jumlah wasit-juri independen agar penilaian lebih objektif,” ujarnya.

Agus Purwanto juga menegaskan bahwa keberadaan juri dari perguruan peserta tidak memengaruhi hasil pertandingan secara signifikan.

Wasit juri sedang berkumpul setelah melaksanakan tugas dalam pertandingan Pencak Silat Bupati Cup 2025
Wasit juri sedang berkumpul setelah melaksanakan tugas dalam pertandingan Pencak Silat Bupati Cup 2025

Hanya ada satu orang juri dari perguruan tersebut, dan sistem penilaian tidak memungkinkan satu juri menentukan hasil akhir,” jelasnya.

Dengan berbagai kritik, insiden cedera atlet, serta masukan dari publik, diharapkan pelaksanaan Jambore Pencak Silat Bupati Cup Ketapang di masa mendatang dapat berlangsung lebih profesional, aman, tertib, transparan, dan tetap menjunjung tinggi semangat sportivitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *