Pendidikan

Tim Pengabdian ITB Perkenalkan Boardgame Edukatif di SDN 1 Pulau Rinca

33
×

Tim Pengabdian ITB Perkenalkan Boardgame Edukatif di SDN 1 Pulau Rinca

Sebarkan artikel ini

Pulau Rinca, NTT,Pwktvnews.or.id— Inovasi pendidikan berbasis permainan diperkenalkan kepada siswa dan guru SDN 1 Pulau Rinca, Kecamatan Komodo, Nusa Tenggara Timur, oleh tim pengabdian masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB). Melalui media boardgame edukatif, kegiatan ini menjadi angin segar dalam pembelajaran literasi sains di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

“Boardgame merupakan hal baru bagi kami. Baru sekarang kami mendengar boardgame, apalagi digunakan untuk pembelajaran…” ujar Muhammad Tayeb, S.Pd., Kepala Sekolah SDN 1 Pulau Rinca saat membuka kegiatan yang berlangsung pada 1–4 Oktober 2025.

Anak anak pulau Rinca NTT

Pulau Rinca, yang dikenal sebagai habitat asli Komodo, masih menghadapi keterbatasan akses terhadap informasi dan inovasi pendidikan. Menjawab tantangan tersebut, tim ITB yang terdiri atas dosen dan peneliti dari FSRD dan FMIPA memperkenalkan metode game based-learning melalui pelatihan dan pendampingan langsung di sekolah.

Kegiatan diawali dengan workshop untuk guru, memperkenalkan konsep experiential learning dan tangential learning melalui boardgame. Para guru diajak memahami bagaimana permainan bisa menjadi sarana edukatif yang menyenangkan dan bermakna. Pelatihan ini memperkenalkan tujuh boardgame edukatif karya mahasiswa FSRD ITB, di antaranya: Selada Sains (Selaras dengan Alam), Rubrate!, Math Story: Seri Pahlawan, Jaganima, Seafood, 3EM!, dan Tangled Threads.

Belajar Sains Lewat Petualangan

Puncak kegiatan adalah saat para siswa diajak bermain boardgame Selada Sains, yang dirancang khusus dengan latar Peta Pulau Rinca dan karakter khas seperti Komi si Komodo dan Sava Penjelajah Savana. Lewat 48 kartu misi, siswa mempelajari materi fisika dasar seperti fluida, optik, hingga listrik, serta topik lingkungan hidup yang dekat dengan keseharian mereka.

Penentuan langkah dalam permainan ini pun unik. Jika biasanya menggunakan “hom pim pa”, kali ini diganti dengan metode “Pancasila lima dasar” — menghitung jumlah jari dari semua pemain untuk menentukan langkah pion. Interaksi semacam ini membuat suasana belajar menjadi lebih interaktif dan menyenangkan.

Selain Selada Sains, permainan Seafood dan Jaganima mengajak siswa mengenali dan menjaga kelestarian fauna. Sementara 3EM! mengajarkan tentang pencegahan penyakit seperti demam berdarah, dan Rubrate! memperkenalkan berbagai jenis burung dan keterampilan strategi. Game lain seperti Math Story dan Tangled Threads mengasah kemampuan berpikir kritis, logika, serta kreativitas siswa melalui matematika dan desain visual.

Antusiasme Guru di pulau Rinca

Antusiasme Guru dan Siswa

“Setelah ini, pembelajaran kami tidak hanya mengacu pada presentasi materi seperti biasanya. Kami bisa menerapkan permainan ini dan pembelajaran akan menjadi menyenangkan,” ungkap Pak Tayeb dalam penutupan kegiatan.

Antusiasme siswa terlihat jelas selama permainan berlangsung. Mereka aktif menjawab pertanyaan, bereksplorasi, hingga mampu menceritakan kembali makna permainan dalam sesi refleksi. Para guru juga menyatakan siap mengadopsi metode ini secara mandiri dalam pembelajaran.

Kegiatan ini diinisiasi oleh kolaborasi tiga kelompok keilmuan ITB: Literasi Budaya Visual FSRD, Komunikasi Visual dan Multimedia FSRD, dan Fisika dan Teknologi Material Maju FMIPA, dengan Yani Suryani, M. Hum., sebagai ketua tim. Tim juga melibatkan sejumlah akademisi lainnya, termasuk Dr. Tri Sulistyaningtyas, M. Hum., Dr. Alvanov Zpalanzani, MM., dan Prof. Dr. Fatimah Arofiati Noor.

Melalui program ini, ITB berupaya memperluas jangkauan inovasi pendidikan hingga ke daerah-daerah 3T. Boardgame edukatif menjadi media baru yang mempertemukan literasi, sains, dan budaya lokal dalam satu pengalaman belajar yang menyenangkan.

Sumber :Coach addie

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *